Kamis, 12 Desember 2013

resume film iron lady dalam kemimpinan


Dalam film Iron Lady, penulis skenario dan sutradara dapat lebih luas dan mengeksplor setiap detil peristiwa untuk menunjukkan kesan kuat pada karakter Mrs. Thatcher hingga kemudian dunia mengenalnya sebagai Iron Lady.

The Iron Lady menunjukkan agresivitas keberanian dan ketangguhan di tengah desakan politisi parlemen Inggris yang cenderung brutal. Sikap pantang menyerah itu kemudian diikuti dengan pergerakan armada perang Inggris melintasi samudra Atlantik menyongsong peperangan melawan Pasukan Argentina. Sejarah kemudian memihak The Iron Lady karena pasukan Inggris meraih kemenangan dalam konfrontasi tersebut.

Pelajaran menarik dari pemimpin itu adalah bahwa kepemimpinan seringkali tidak berkaitan dengan jenis kelamin. Kepemimpinan adalah soal bagaimana memenej perjuangan agar senantiasa berada pada relnya. Dalam situasi tertentu, sikap agresif cenderung kepala batu mesti dikedepankan, apalagi menghadapi kelompok penentang yang menghalalkan segala cara. Pada situasi berbeda, sikap diam dan sabar harus ditunjukkan agar pihak lawan yang menguasai segala jenis senjata dan cara militer bingung harus melakukan apa.

Dari sisi kemampuan, hampir tidak ada keraguan bagi ketiga wanita tangguh ini. Latar belakang pekerjaan dan pendidikan mereka pantas untuk menjadi modal memimpin kota BauBau ke depan, meskipin secara kualitas kepemimpinan mereka belum teruji. Berbagai contoh dari daerah lain memberikan kejelasan bahwa latar belakang orang-orang seperti Waode Maasra dan Waode Hamsina dapat bertarung dan bersaing serta memenangi pemilihan. Yusni Amirul juga tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Pengalaman Bupati Bantul sekarang, Sri Suryawidati Idham Samawi yang latar belakangnya sebelum menjabat hanya sebagai Ketua Dharma Wanita Kab. Bantul dapat menjadi referensi keberhasilan.


Berikut beberapa gaya kepemimpinan sang Iron Lady yang bisa dicontoh oleh para atasan perempuan.

1. Berani buat perbedaan
Keinginan Margaret untuk membuat perbedaan terbentuk dari hubungan yang kuat dengan ayahnya. Sejak kecil, ia sudah membantu ayahnya untuk mengelola toko kelontong. Ia pun bertekad untuk bisa kuliah di Oxford dan membantu ekonomi keluarganya dengan mencari pekerjaan yang layak untuk keluarganya. 

Kehidupannya yang keras, dengan menjadi tulang punggung keluarga ini membuatnya kuat untuk menghadapi segala tantangan untuk bekerja di dunia pria yang keras dan dominan dari politik Inggris. Kekuatan inilah yang membuatnya berani membuat berbagai perbedaan dalam dunia politik, berani mengungkapkan pikiran, dan akhirnya menjadi perdana menteri perempuan Inggris pertama dan terlama.

2. Berjuang menyeimbangkan keluarga dan karier
Sebagai perempuan, kehidupannya tak bisa dilepaskan dari perannya sebagai istri. Seperti yang digambarkan oleh Meryl Streep dalam film Iron Lady, Margaret merasa bosan karena ia seperti dihadapkan pada dua dunia yang sangat disukainya, yaitu politik dan keluarga. 

Semasa hidupnya, ia melakukan pencarian untuk relevansi hidup bahwa ia harus merelakan kehidupan pribadinya sedikit terbengkalai. Sesekali ia merasakan kehidupannya menegang dengan suami dan anak kembarnya. Satu hal pasti yang disadari Margaret adalah setiap perempuan yang berkarier pasti dihadapkan pada dilema tersebut, dan Anda harus mencari cara untuk menyeimbangkan kedua dunia ini agar berjalan beriringan.

3. Kekuasaan Anda tidak tak terbatas
Meski menjabat sebagai perdana menteri, kekuasaan Margaret tidak tak terbatas. Sebagai manusia, ia juga memiliki kesalahan karena terlalu keras dan tegas selama masa pemerintahannya. Jangan lupa bahwa sebagai atasan, Anda pun tidak akan bisa berbuat apa pun tanpa bantuan anak buah. Pahamilah bahwa bawahan Anda juga memiliki perasaan dan juga punya kekuatan untuk menggulingkan Anda. 

Setelah menjabat sebagai perdana menteri dalam waktu yang cukup lama, ia digulingkan oleh anggota partainya sendiri yang merasa lelah karena gaya manajemennya yang single minded (mengatur semuanya sendiri).

4. Jangan terlalu percaya diri
Pemimpin yang sukses adalah yang percaya pada kemampuan mereka untuk membuat perbedaan positif. Percaya diri dalam mengerjakan berbagai tugas memang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Namun, menaruh kepercayaan yang terlalu tinggi kepada diri sendiri akan menyebabkan arogansi, kesombongan, dan kehancuran diri.


sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar